Minggu, 03 Februari 2013

Mendiagnosa serangan bakteri terhadap ikan (Bdp Mukhtar)


BAB I
PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang
Di dalam suatu lokasi yang dianggap oleh manusia sudah cukup kecil, disana masih terdapat bakteri dalam jumlah besar dan juga bermacam-macam jenisnya yang berukuran lebih kecil lagi.Dimana mikrobia tersebut tidak dapat lagi dilihat secara kasat mata. Selain itu, di alam  mikrobia pada umumnya tidak hidup tersendiri sebagai individu yang tunggal dan terlepas dari spesies lain. Mikrobia lebih sering ditemukan dalam bentuk koloni dan bersama-sama dengan mikrobia yang lain atau menggerombol (Seiler, 2000). Oleh karena itu, dalam mempelajarinya, bakteri harus diambil dari alam lalu diisolasikan dalam suatu biakan murni. Biakan murni adalah biakan yang hanya berisi 1 jenis bakter saja (Pelczar et al.,1988).
Ada berbagai cara yang digunakan untuk mengisolasi bakteri dalam biakan murni. Dimana beberapa cara itu antara lain: cara pengenceran, cara penuangan, cara penggesekan atau penggoresan, cara penyebaran, cara pengucilan 1 sel, dan cara inokulasi pada ikan.Dari setiap cara tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing (Waluyo, 2007).
Pada metode streak plate misalnya, mikrobia diletakkan dalam pada ujung plate menggunakan ose,yang kemudian digoreskan pada permukaan medium agar tersebut dengan pola tertentu yang khas. Ada pula metode pour plate atau penuangan. Metode ini dapat digunakan untuk penghitungan bakteri secara langsung.Karena sebelum dituang bakteri tersebut diencerkan terlebih dahulu.Sehingga syarat penghitungan langsung yaitu dalam 1 media terdapat 30-300 koloni dapat terpenuhi(Prescott et.al.2008).
Metode pengenceran adalah proses pengencerankan misalnya 1 ose bakteri dengan air. Lalu hasil pengenceran tersebut diencerkan lagi dengan beberapa ketentuan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi konsentrasi bakteri(Barazandeh,2008).
1.2     Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum tersebut adalag sebagai berikut:
·         Mahasiswa mampu membuat media biakan bakteri.
·         Mahasiswa mampu mendiagnosa bakteri yang menyerang ikan melalui medium biakan bakteri, dilihat dari bentuk koloninya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Bakteri
Bakteri adalah domain yang terdiri dari makhluk hidup yang tidak memiliki membran inti (prokariota). Bakteri terbagi menjadi Bacteria dan Archaebacteria, namun Archaebakteria memiliki domain sendiri yang disebut Archaea. Ada beberapa ciri bakteri antara lain tidak memiliki membran inti, tidak memiliki organel bermembran, memiliki dinding sel peptidoglikan, dan materi asam nukleatnya berupa plasmid (Postlethwait dan Hopson, 2006).
Bakteri memiliki beragam variasi bentuk, seperti coccus, basil, dan spiral seperti gambar dibawah ini:
Bakteri dapat hidup soliter maupun berkoloni dan berkembang biak dengan cara membelah diri. Bakteri memiliki habitat yang bervariasi, dari air, tanah, udara, hingga dalam tubuh hewan, misalnya dalam usus manusia. Bakteri ada yang dapat hidup secara anaerob murni dan akan mati dengan adanya oksigen, ada yang bersifat aerob dan memerlukan oksigen untuk metabolismenya, dan ada yang bersifar aerob fakultatif yaitu dapat hidup pada kondisi anaerob, tapi bila ada oksigen, metabolismenya bersifat aerob  (Betsy dan Keogh. 2005).
Bakteri secara genetis diklasifikasikan menjadi 5 grup besar, yaitu Proteobacteria, Cyanobacteria, Spirocheta, Chlamydia, dan Firmicuta. Proteobacteria merupakan grup bakteri terbesar dan merupakan asal usul mitokondria pada eukariota dengan proses endosimbiosis. Cyanobacteria merupakan grup bakteri yang memiliki klorofil dan dapat berfotosintesis. Spirocheta adalah kumpulan bakteri yang berbentuk spiral. Chlamydia adalah bakteri dengan ukuran yang relatif kecil dibanding grup lain dan umum hidup sebagai parasit. Firmicuta adalah bakteri yang umum memproduksi endspora (Purves dan Sadava, 2003).
2.2 Isolasi bakteri
Isolasi bakteri adalah proses mengambil bakteri dari medium atau lingkungan asalnya dan menumbuhkannya di medium buatan sehingga diperoleh biakan yang murni. Bakteri dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya harus menggunakan prosedur aseptik. Aseptik berarti bebas dari sepsis, yaitu kondisi terkontaminasi karena mikroorganisme lain. Teknik aseptik ini sangat penting bila bekerja dengan bakteri. Tujuan isolasi adalah untuuk mengisolasi bakteri serta menguji aktivitass nukleasies dari sejumlah isolate yang dihasilkan (Amsi, 2010). Dengan menumbuhkan dalam media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya. Dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara penggoresan dan penaburan. Beberapa alat yang digunakan untuk menjalankan prosedur ini adalah bunsen dan laminar air flow Bila tidak dijalankan dengan tepat, ada kemungkinan kontaminasi oleh miroorganisme lain sehingga akan mengganggu hasil yang diharapkan. Teknik aseptik juga melindungi laboran dari kontaminasi bakteri (Singleton dan Sainsbury, 2006).
2.3 Media Biakan
Media pertumbuhan mikroorganisme (biakan) adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya atau suatu substrat dimana mikroorganisme dapat tumbuh yang disesuaikan dengan lingkungan hidupnya.  Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya. Media kultur berdasarkan konsistensinya dibedakan atas tiga macam, yaitu:
·         Media cair (liquid medium) adalah medium berbentuk cair yang dapatdigunakan untuk tujuan menumbuhkan atau membiakan mikroba, penelaahfermentasi, uji-uji lainContohnya : Nutrient Broth (NB), Lactose Broth (LB) dan kaldu sapi.
·         Media semi padat (semi solid medium), biasanya digunakan untuk uji mortalitas(pergerakan) mikroorganisme dan kemampuan fermentasi,Contohnya : Agar dengan konsentrasi rendah 0,5%.
·         Media padat (solid medium) adalah medium yang berbentuk padat yang dapatdigunakan untuk menumbuhkan mikroba dipermukaan sehingga membentuk koloni yang dapat dilihat, dihitung dan diisolasi.Contohnya: Nutrient Agar (NA), Plate Count Agar (PCA), Potato DextroseAgar (PDA), gelatin, silika gel dan beberapa limbah pertanian berbentuk padat.Media untuk perhitungan jumlah adalah media spesifik yang digunakan untuk menghitung jumlah mikroba. Contohnya : Plate Count agar (PCA)
2.4 Morfologi Koloni Bakteri
a. Bentuk (Form)
·         Circular                             
·         Irregular
·         Spindle
·         Filamentous
·         Rhizoid

b. Elevation
·         Flat
·         Raised
·         Convex
·         Umbonate

c. Margin·
·         Entire
·         Lobate
·         Undulate
·         Serrate
·         Felamentous
·         Curled
d. Permukaan
·         Halus mengkilap
·         Kasar
·         Berkerut
·         Kering seperti bubuk
2.5 Fase-fase Pertumbuhan Bakteri da Kurva Pertumbuhan
Fase pertumbuhan bakteri sebagai berikut (Fauzi, 2009)  :
·         Fase Log adalah fase dimana bakteri beradaptasi dengan lingkungannya dan mulai bertambah sedikit demi sedikit.
·         Fase Logaritmik adalah fase dimana pembiakan bakteri berlangsung paling cepat. Jika ingin mengadakan piaraan yang cepat tumbuh, maka bakteri dalam fase ini baik sekali untuk dijadikan inokulum.
·         Fase Stationer adalah fase dimana jumlah bakteri yang berkembang biak sama dengan jumlah bakteri yang mengalami kematian.
·         Fase Autolysis (Kematian) adalah fase dimana jumlah bakteri yang mati semakin banyak, melebihi jumlah bakteri yang berkembang biak.
Fase-fase pertumbuhan bakteri antara lain (Zubaidah, 2006) :
·         Fase adaptasi, untuk menyesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar.
·         Fase pertumbuhan awal, mikroba mulai membelah dengan kecepatan yang rendah
·         Fase pertumbuhan logaritmik, mikroba membelah dengan cepat dan konstan.
·         Fase pertumbuhan lambat, pertumbuhan populasi mikroba diperlambat.
·         Fase pertumbuhan tetap (statis), jumlah populasi sel tetap.
·         Fase menuju kematian dan fase kematian, sebagian populasi mengalami kematian
Selama inkubasi atau fase pertumbuhan seimbang, pertumbuhan bakteri akan mengalami beberapa fase yaitu (Rahmat, 2010):
·         Fase lamban (lag fase) , hampir tanpa pertumbuhan
·         Fase log, periode pertumbuhan yang cepat
·         Fase statis (stationary), pertumbuhan tetap (mendatar)
·         Fase kematian, mulai penurunan sel-sel hidup.
·
Ada beberapa metode untuk menginokulasi bakteri sesuai dengan jenis medium tujuannya. Pada medium agar tegak, dilakukan metode tusuk menggunakan jarum ose. Pada medium agar miring, dilakukan metode gores dengan menggunakan loop ose. Pada medium petridisk, dapat digunakan metode streak plate (metode gores), pour plate (metode tuang) atau spread plate (metode sebar)



2.6 Tehnik Penanaman
A. Teknik penanaman dari suspensi
Teknik penanaman ini merupakan lajutan dari pengenceran bertingkat. Pengambilan suspensi dapat diambil dari pengenceran mana saja tapi biasanya untuk tujuan isolasi (mendapatkan koloni tunggal) diambil beberapa tabung pengenceran terakhir.
a. Spread Plate (agar tabur ulas)
Teknik ini merupakan tehnik menanam dengan menyebarkan suspensi bakteri di permukaan agar diperoleh kultur murni.
B. Teknik Penanaman dengan Goresan (Streak)
Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan ketrampilan-ketrampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan di permukaan media agar nutrien dalam cawaan petri dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di antara garis-garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni (Winarni, 1997).
Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng. Bila dilakukan dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Dalam pengerjaannya terkadang berbeda pada masing-masing laboratorium tapi tujuannya sama yaiitu untuk membuat goresan sebanyak mungkin pada lempeng medium pembiakan (Kus Irianto, 2006).
Bertujuan untuk mengisolasi mikroorganisme dari campurannya atau meremajakan kultur ke dalam medium baru.
a.      Goresan T
Metode ini digunakan untuk membuat biakan murni dengan tehnik T. Dimana tehnik ini dibentuk seperti huruf T.
b.      Goresan Kuadran (Streak quadrant)
Tehnik ini sama dengan metode T, hanya saja lempengan agar dibagi menjadi 4.
Pada goresan T dan kuadran diatas merupakan cara yang digunakan untuk mendapatkan koloni yang benar-benar terpisah dari koloni yang lain, sehingga mempermudah proses isolasi. Ose steril yang telah disiapkan diletakkan pada sumber isolat , kemudian menggoreskan ose tersebut pada cawan petri berisi media steril. Goresan dapat dilakukan 3-4 kali membentuk garis horisontal disatu cawan. Ose disterilkan lagi dengan api bunsen. Setelah kering, ose tersebut digunakan untuk menggores goresan sebelumnya pada sisi cawan ke dua. Langkah ini dilanjutkan hingga keempat sisi cawan tergores.Dimana setiap ujung goresan harus saling berhubungan satu dengan yang lain. Bakteri tang ditanam akan tumbuh di sepanjang jalur goresan tersebut. Jika dalam media agar biakan tumbuh bakteri diluar garis goresan tersebut maka dapat diasumsikan terjadi kontaminasi bakter.
Dari metode tersebut masing-masing memilki kerugian dan keuntungan salah satu contohnya adalah pada penggunaan metode streak. Metode ini dalam pelaksanaannya cukup sulit untuk dilakukan, karena kita harus hati-hati dalam menggoreskan ose ke medium. Jika pada saat penggoresan, medium terluka akan mengacaukan data, kerena hasil isolasi sudah tidak akurat lagi, diragukan kevalidannya. Hasilnya diragukan karena, luka pada medium yang permukaan lebih rendah dari permukaan seharusnya dapat ditumbuhi mikrobia. Dan mikrobia tersebut dengan keberadaanya yang di bawah permukaan seharusnya, akan manimbulkan asumsi bahwa mikrobia tersebut juga bersifat mikroaerofilik. Padahal seharusnya sifat mikrobia tersebut adalah aerob.
Tetapi selain kekurangan tersebut, metode ini memiliki kelebihan yaitu koloni yang dihasilkan adalah single koloni atau 1 koloni hanya dari 1 spesies saja.Selain itu kontaminan mudah dibedakan.Karena pada metode ini ose digoreskan dengan pola tertentu, maka koloni yang tumbuh diluar pola tersebut dapat dinyatakan sebagai kontaminan





















BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Hama Penyakit Ikan mengenai Mendiagnosa Serangan Bakteri terhadap Ikan dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 9 Mei 2012 pada pukul 09.50 s/d 12.45 WIB bertempat di Laboratorium Departemen Agribisnis Perikanan Politehnik VEDCA Cianjur.
3.2 Alat dan Bahan
a. Alat                              
·         Autoklaf
·         Mikroskop
·         Incubator
·         Magnetic stirrer hot plate
·         Cawan petri
·         Pipet tetes
·         Labu Erlenmeyer
·         Mortal dan Pestle
·         Bunsen burner
·         Batang L
·         Coloni counter
·         Laminari flow
·         Makropipet
·         Pipet ukur
·         Tabung reaksi
·         Beaker glass
·         Pinset
·         pH meter
·         Rubber bulb
·         Jarum inoculum / ose
b. Bahan
·         Nutien Agar/Nutrien Broth
·         Aquades
·         Sampel ikan
·         Agar kering
·         Aquades
·         Larutan fisiologis
·         HCL/NaOH
·         Alcohol
·         Alumunium foil
·         Tissue
·         Kapas
·         Karet gelang
·         Plastic
·         Kertas
·         NaCl fisiologis
3.3 Prosedur Kerja
a. Lakukan sterilisasi terhadap alat dan bahan yang akan digunakan
b. Pembutan Medium NA/NB
·            Sebelum digunakan, dilakukan sterilisasi terhadapsemua peralatan
·            NA/NB dilarutkan dalam aquades dan dididihkan diatas hot plate
·            Tuangkan dalam cawan petri dengan ketebalan sekitar 3-5 cm dan diamkan beberapa saat hingga medium membeku
·            Letakkan cawan petri berisi medium beku tersebut dalam posisi terbalik (bagian penutup berada di bawah dan bagian yang berisi medium berada diatas)
c. Isolaso Bakteri (digunakan untuk sampel air kolam, hati dan lender)
·            Metode spread plate (Agar Tabur Ulas)
Ø  Lakukan penyeterilan pada tangan, dan sekitar lokasi penuangan
Ø  Ambil air sampel dengan pipet ukur sebanyak ± 0.1 ml dan tuangkan pada media agar yang memadat.
Ø  Ratakan sampel air yang telah dutuang pada media agar menggunakan batang L dengan menggosokan. Lakukan gati-hati agar media tidak rusak.
Ø  Sebelum batang L digunakan, panaskan batang L menggunakan lampu Bunsen.
Ø  Pada saat pemanasan Bunsen jangan terlalu panas karna akan membuat bakteri yang ada mati.
Ø  Tutup media dan panaskan bagian pinggir cawan petri secara merata dan batang L
Ø  Letakkan secara terbalik agar uap air tidak jatuh pada media bakteri.
                       
·            Metode dengan Goresan T
Ø  Bagi cawan mebjadi 3 bagian menggunakan spidol untuk memudahkan penyetrikan.
Ø  Lakukan inokulasi dengan streak zig-zag dan saling berhubungan pada bagian ujung membentuk huruf T.
Ø  Sebelum dilakukan seperti biasa panaskan jarum ose terlebih dahulu.
Ø  Cawan diputar untuk memperoleh goresan yang sempurna.
Ø  Letakkan secara terbalik.
                       
·            Metode Goresan Kuadran (Streakquadran)
Ø  Bagi cawan petri menjadi 4 bagian.
Ø  Panaskan jarum ose dan cawan petri secara memutar agar tidak terjadi kontaminan.
Ø  Inokulasi dengan bentuk zig-zag menggunakan jarum ose secara berhubungan bagian ujungnya.
Ø  Lakukan dengan memutar cawan petri agar hasil maksimal.
Ø  Letakkan terbalik.
                       
·            Pengamatan Morfologi Koloni Bakteri.
Ø  Amati hasil biakan bakteri yang sudah di inkubasi, meliputi:
1.      Ukuran :pinpoint/ punctiform(titik).
2.      Karakteristik optic
3.      Bentuk koloni
4.      Elevasi koloni
5.      Permukaan koloni
6.      Margins
7.      Morfologi bakteri dapat diamati dengan pewarnaan.
Ø  Catat hasil pengamatan tersebut pada lembar hasil praktikum yang telah disediakan.
3.4 Analisa Data
Bagian Sampel
Bakteri
Form
Elevation
Margin
Air



Hati



Lendir















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari pelaksanaan peraktikum tersebut diperoleh hasil demikian;
Dengan Natrium agar = 23 gr dan Aquades = 1 liter air dihasilkan media agar sebanyak 1 liter
Dimana hasil bentuk, permukan dan tepi bakteri diperoleh sebagai berikut:
Bagian Sampel
Bakteri
Form
Elevation
Margin
Air
Circuler
Flat
Entire
Hati
Circuler
Lonvex
Undulate
Lendir
-
-
-

4.2 Pembahasan
Dari hasil diatas dapat diperoleh pembahasan sebagai berikut:
Pada media agar biakan yang telah ditanam menggunakan 3 metode yaitu metode Agar Tabur Ulas, Metode T dan Metode Kuadran terdapat bakteri yang diambil dari masing-masing organ seperti usus, hati, lendir dan air.  Jika dilihat dari  formnya terdapat bentuk circuler, dari Elevasi terdapat flat dan lonvex, sedangkan dari marginnya terdapat entire dan undulate.
Dari bebarapa sampel yang ditanam di beberapa media agar tersebut, terdapat bakteri yang tumbuh diluar jalur goresan. Hal ini menunjukan bahwa telah terjadi kontaminasi. .
Hasil tersebut juga merupakan hasil praktek kali ke 2 kelompok kami. Dimana hasil praktikum yang pertama mengalami kerusakan atau pembusukan yang disebabakan karena pengamatan yang dilakukan melampau waktu 24 jam.
Pada dasarnya hal ini terjadi karena bakteri yang tertanan telah berkembang biak dan menyerap nutrisi yang terdapat pada media biakan. Nutrisi tersebut semakin berkurang seiring bertambahnya jumlah bakteri yang berkembang hinnga nutrisi yang tersedia habis. Dengan demikian bakteri secara tidak langsung akan mati sedikit demi sedikit, sehingga menyebabkan terjadi pembusukan.
















BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil dan pembahasan diatas diperoleh kesimpulan bahwa dalam pengamatan atau penanaman bakteri menggunakan media agar (cawan petri) dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya adalah cara tebar dan goresan. Dimana dari beberapa cara tersebut, memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Pada saat proses pembiakan dibutuhkan waktu 24 jam, jika waktu pengamatan terlampaui hingga selisih lebih dari 12 jam hasil penanaman bakteri akan rusak karena membusuk.














DAFTAR PUSTAKA
http://tehnik-isolasi-bakteri.com.html diakses pada tanggal 25 Mei 2012
http://www.metode-penanaman-bakteri-pada-ikan.com diakses pada tanggal 25 Mei 2012
http://www.morfologi-koloni-bakteri.com.html diakses pada tanggal 26 Mei 2012
http:///www.tehnik-isolasi-bakter.com diakses pada tanggal 28 Mei 2012





Tidak ada komentar:

Posting Komentar